KEPRI (DISDIK) — Seleksi Beasiswa Politeknik Negeri Batam tahun 2025 memasuki tahap wawancara dengan peningkatan minat pendaftar yang signifikan. Sebanyak 80 siswa dari Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas mengikuti tahapan wawancara yang digelar pada Sabtu, 14 Juni 2025.
Wawancara dilakukan dalam dua metode, yakni luring dan daring. Untuk wilayah Kepulauan Anambas, pelaksanaan wawancara dilakukan secara luring (tatap muka) di SMAN 1 Jemaja mulai pukul 08.00 WIB. Sedangkan untuk wilayah Natuna, wawancara dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom, bertempat di SMAN 1 Siantan, mulai pukul 13.00 WIB.
Peserta diwajibkan hadir 30 menit sebelum pelaksanaan, serta membawa kartu pendaftaran dan berkas asli lainnya. Mereka juga mengenakan pakaian putih dengan bawahan hitam dan bersepatu rapi sebagai syarat mengikuti proses wawancara.
Tim pewawancara terdiri dari perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, yang dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pembinaan SMK Dienovinky, S.Sos., M.M. bersama tim salah satunya yakni Yuliana, S.Sos., M.M., Sedangkan hadir sebagai pewawancara dari pihak Politeknik Negeri Batam, adalah Chairil, S.T., M.T.
Yuliana menyampaikan, tahun ini minat terhadap beasiswa Politeknik Batam mengalami peningkatan.
“Total ada 80 siswa yang mengikuti wawancara, terdiri dari 30 siswa asal Natuna dan 50 siswa dari Anambas,” ujarnya.
Program beasiswa ini diharapkan menjadi salah satu solusi pemerataan akses pendidikan tinggi di wilayah terluar Provinsi Kepulauan Riau, serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia daerah.
Disampaikan juga kini seleksi masih berlangsung, antusiasme siswa terus bertambah, berdasarkan data terbaru di sampaikan Yuliana, dari total peserta di Anambas, 20 siswa mengikuti wawancara secara luring, sementara 50 siswa lainnya melalui daring. Selain itu, sebanyak 25 siswa dari Lingga, Batam, dan Karimun akan menjalani wawancara daring pada hari berikutnya. Wawancara ini akan dilakukan oleh tim gabungan dari Disdik Kepri, TTH, dan Politeknik Negeri Batam.
Hasil kelulusan wawancara dijadwalkan akan diumumkan dalam minggu ini. Di Natuna sendiri, telah dipastikan 30 siswa dinyatakan lulus. Meskipun secara umum peserta memenuhi kriteria, penentu utama kelulusan beasiswa adalah tingkat perekonomian orang tua, sebagai bagian dari prinsip keadilan dalam pemberian bantuan pendidikan.
Lebih lanjut, Yuliana menekankan bahwa bekerja di bidang pendidikan tidak hanya soal tugas administratif, tetapi juga bagian dari ibadah dan kontribusi sosial.
“Bekerja berarti membantu dinas dalam pencapaian kinerja adalah Ibadah, berarti memberi kesempatan anak-anak di pulau-pulau terluar untuk terus kuliah dan mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Dan berbuat baik kepada siapa saja tanpa memandang suku, jenis kelamin, tua atau muda jika masyarakat membutuhkan kita, maka kita wajib hadir,” ungkapnya.
Program beasiswa ini diharapkan menjadi salah satu solusi pemerataan akses pendidikan tinggi di wilayah terluar Provinsi Kepulauan Riau, serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia daerah (tim).
Editor : Abidin
Sumber: Yuliana, S. Sos., M.M