KEPRI (DISDIK) – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/4), ia menyoroti bahwa pendidikan tidak hanya soal pembangunan fisik, tetapi menyentuh aspek jasmani dan rohani manusia yang menjadi fondasi utama sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
“Lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, adalah mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Ini menjadi fokus utama kami dalam memperbaiki sistem pendidikan nasional,” ujar Atip di hadapan para peserta kegiatan pendidikan yang digelar di Pondok Pesantren Darul Arqam.
Salah satu agenda prioritas saat ini, lanjut Atip, adalah sosialisasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Kebijakan ini merupakan penyempurnaan dari sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang selama ini digunakan. SPMB dirancang untuk menghadirkan proses seleksi yang lebih adil, inklusif, dan transparan.
Dilansir dari kemdikbud.go.id menurut Atip, penggunaan istilah “murid” dipilih secara filosofis karena menggambarkan sosok pembelajar aktif yang mencari ilmu dengan semangat dan tekad. “Kata ‘murid’ memiliki makna mendalam, mencerminkan semangat belajar dan pencarian ilmu pengetahuan,” jelasnya.
Ia pun menekankan pentingnya pemahaman akan filosofi pendidikan ini oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Dengan kolaborasi yang solid, kebijakan pendidikan diharapkan bisa berjalan efektif dan mencapai tujuannya.
Selaras dengan semangat tersebut, Atip merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menyoroti isu-isu penting seperti keamanan, kebinekaan, dan inklusivitas di lingkungan pendidikan. Iklim pendidikan yang sehat, lanjutnya, harus terbebas dari perundungan dan kekerasan, serta mampu menerima keberagaman latar belakang murid, termasuk penyandang disabilitas dan mereka dengan kecerdasan atau bakat istimewa.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Iqbal Nadjamudin, menambahkan bahwa pendidikan harus memperhatikan nilai-nilai ketuhanan, akhlak, keilmuan, serta aspek sosial dan keterampilan. “Jika nilai-nilai ini dijalankan, kita akan mencetak generasi cerdas yang humanis dan religius,” kata Iqbal saat menyampaikan sambutannya dalam milad ke-50 Pondok Pesantren Darul Arqam.
Iqbal juga menyampaikan apresiasinya terhadap peran aktif pondok pesantren dalam mendidik generasi muda dan menjadi mitra pemerintah dalam menciptakan SDM yang unggul. Menurutnya, sistem pendidikan yang dirancang secara konseptual, sistematis, dan berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan bangsa ke depan.
Program pendidikan nasional ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran melalui Asta Cita ke-4, yang menitikberatkan pada penguatan sektor pendidikan, sains, teknologi, dan kesetaraan. Pemerintah berkomitmen menjadikan pendidikan sebagai pilar utama dalam mencetak generasi unggul yang mampu bersaing secara global di era digital.
Editor : Abidin
Sumber: kemdikbud.go.id