Logo
Loading...

Puasa dan Pendidikan Karakter: Kunci Membentuk Generasi Emas 2045

Terbit : Selasa, 04 Maret 2025
Pukul : 09:34 WIB
Dilihat : 211 Kali
Bagikan Berita Ini
Puasa dan Pendidikan Karakter: Kunci Membentuk Generasi Emas 2045
f/sc/dikdasmen.go.id

KEPRI (DISDIK) – Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga membentuk karakter manusia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dalam ceramahnya bertajuk "Pendidikan Akhlak Menuju Generasi Emas 2045" di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (1/3).

Menurutnya, ibadah puasa adalah salah satu sarana pendidikan yang menuntun manusia untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia. "Puasa bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga proses pembelajaran agar kita menjadi manusia yang lebih baik, lebih sabar, dan lebih bertakwa," ujarnya sesaat sebelum pelaksanaan salat tarawih.

Mu’ti menjelaskan bahwa puasa memiliki peran penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia. Hal ini sudah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 serta Pasal 33 ayat 1 yang menegaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, serta bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan negaranya.

"Jika kita memahami tujuan pendidikan dan tujuan puasa, kita akan melihat hubungan erat antara keduanya. Puasa bukan hanya ibadah, tetapi juga proses pendidikan untuk menjadikan manusia yang lebih bertakwa dan berkarakter baik," kata Mendikdasmen.

Puasa sebagai Latihan Mengembangkan Potensi Diri

Puasa, menurutnya, adalah latihan untuk menyucikan jiwa dan mengendalikan diri dari sifat-sifat buruk.

"Puasa mengajarkan kita untuk menahan diri, tidak rakus, merasa cukup dengan apa yang kita konsumsi, bersyukur, dan peduli terhadap sesama melalui berbagi," jelas Mu’ti.

Dengan berpuasa, manusia belajar mengelola hawa nafsunya agar tidak terjerumus dalam perbuatan tercela. Hal ini yang menjadikan puasa sebagai pendidikan karakter yang sangat efektif.

Menteri Mu’ti juga menyoroti pentingnya membangun Generasi Emas 2045, yakni generasi yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Ia menjelaskan bahwa generasi emas harus memiliki tiga karakter utama:

Faithful (Bertakwa) – Memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat karena kejayaan bangsa berasal dari orang-orang yang beriman dan berilmu.
Skillful & Capable (Terampil dan Serba Bisa) – Memiliki keterampilan yang mumpuni agar dapat bersaing di era global.
Humble (Rendah Hati & Berakhlak Baik) – Memiliki kepedulian sosial, senantiasa berada di jalan yang benar, berani berkata jujur, hidup sederhana, dan suka membantu sesama.
Menurutnya, karakter-karakter ini dapat dibentuk melalui latihan yang diberikan oleh ibadah puasa. Dengan melatih kesabaran, kedisiplinan, dan empati, puasa bisa menjadi sarana efektif dalam menciptakan generasi yang tidak hanya sukses secara pribadi, tetapi juga berdedikasi untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara.

"Jika kita ingin mencapai Indonesia Emas 2045, maka pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama. Dan puasa adalah salah satu cara terbaik untuk membentuk karakter unggul bagi generasi masa depan," tutup Mendikdasmen (tim).

 

 

Editor   : Abidin
Sumber: dikdasmen.go.id